Kamis, 14 April 2011

pengertian Sosiologi,Sosialisasi,Interaksi Sosial,Tatanan Sosial,Institusi Sosial

Sosiologi

Pengertian Sosiologi

            Kata sosiologi berasal dari bahasa latin dan Yunani,yaitu kata socious yang artinya teman dan logos yang artinya ilmu.Secara luas sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan prilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional
            Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial,yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
            Menurut Prof Bauman,ahli sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociolopgie Begrien Problemen,mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antara manusia(individu dan individu)antara individu dengan kelompok serta sifat dan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
            Menurut Prof Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul setangkai bunga sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat yaitu ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan social.Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok,yaitu kaidah-kaidah sosial,lembaga-lembaga sosial,kelompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial.Proses sosial ialah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama,segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi.
            Menurut Hassan Sadily Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta perubahannya
            Menurut Spenser,seorang ahli sosiologi Inggris dalam bukunya Principle of Society mengemukakan bahwa sosiologi ialah peyelidikan tentang susunan-susunan dalam proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan.Spencer membagi objek sosiologi menjadi dua bagian yaitu
1.Sosial statik yaitu susunan-susunan yang bersifat statik
2.Sosial dinamis yaitu proses-proses yang bersifat dinamis.
            Menurut Saya,sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu dengan individu lain,individu dan masyarakat serta lingkungan.Yang mana antara individu tersebut berusaha saling memahami serta mempunyai tujuan yang sama.

Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi

            Macionis mendefenisikan sosialisasi sebagai suatu proses  panjang yang mana individu-individu mengembangkan potensi manusia mereka dan mempelajari pola-pola budaya. 
            Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita.
            Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Jenis sosialisasi
            Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
Sosialisasi Primer
            Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
            Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.


Sosialisasi Sekunder
            Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Tipe Sosialisasi
            Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai-nilai yang berbeda-beda, contoh, standar apakah anak itu baik atau tidak di sekolah dibandingkan dengan di kelompok sepermainan. Di sekolah anak disebut baik apabila nilai rapornya diatas tujuh atau tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Sementara di kelompok bermain, anak di sebut baik jika solider dengan teman-temannya atau saling membantu. Perbedaan ini menimbulkan tipe-tipe sosialisasi yaitu:
Formal
            Sosialisasi ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwanang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer
Informal

            Sosialisasi ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
            Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap saja mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi, dengan begitu siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak. Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak.
Peran Sosialisasi

1.Sosialisasi merupakan suatu fundasi yang vital dari kemanusiaan kita. Tidak seperti  spesies lainnya yang mana             prilakuknya ditentukan oleh biologinya, manusia membutuhkan pelajaran sosial (social learning) untuk mendapatkan kemampuan untuk survive.
2.Disamping itu, pengalaman sosial menyediakan fundasi keperibadian kita. Kerpibadian merupakan suatu konsep yang mencakup pola-pola yang luas dari kemanusiaan sosial kita (social humanity). Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa keperibadian merupakan suatu sistem yang terorganisir dari pemikiran, perasaan dan prilaku personal. Kepribadian mencakup bagaimana kita berpikir tentang dunia dan diri kita, bagaimana kita merespon emosi-emosi berhadapan dengan situasi-situasi yang berbeda dan orang-orang yang berbeda,dan bagaimana kita bertindak dalam hidup harian kita. Hanya melalui pengembangan kerpibadian orang menjadi sungguh-sungguh manusia dan pada saat yang sama menghayati kebudayaan sebagai anggota suatu masyarakat. Ketiadaan pengalaman sosial meniadakan kemungkinan pengembangan ke pribadian.
3.Pengalaman sosial tidak saja untuk pengembangan keripibadian melainkan juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.


Interaksi Sosial

Pengertian Interaksi

            Interaksi adalah hubungan antara kelompok atau antara individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi.Interaksi adalah syarat utama bagi terwujudnya berbagai aktivitas social dalam kehidupan sosial.
            Menurut Charles P.Loomis,interaksi sosial memiliki empat cirri pokok yaitu. :
1.Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2.Ada kominikasi dua arah antar pelakunya.
3.Ada dimensi waktu(masa lalu,sekarang dan yang akan datang).
4.Ada tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.
            Menurut Kimbal Young,interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial,dengan tidak adanya interaksi tindakanlah mungkin ada kehidupan bersama.Interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis,interaksi sosila akan berlangsung apabila terjadi reaksi pada kedua belah pihak yang berkominukasi.
            Menurut Maryati dan Suryawati Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
            Menurut  Murdiyatmoko dan Handayani Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial

            Interaksi sosial akan terjadi jika didasari oleh empat faktor:
1.Imitas,yaitu meniru perilaku orang lain.Segi positifnya dapat mendorong seseorang unutk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.Segi negatifnya jika yang ditiru hal-hal yang jelek/menyimpang bisa membuat seseorang mengalami hal yang buruk
2.Sugesti,yaitu proses sosial dimana seseorang memberikan sikap atau pandangan mengenai suatu hal kemudian diterima oleh pihak lain tanpa adanya kritikan.
3.Simpati,yaitu proses batin dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain,rasa simpati didorong oleh keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk menjalin kerjasama dengannya.
4.Identifikasi,yaitu keinginan dan kecenderungan untuk menjadi sama dengan pihak lain yang menjadi idolanya.Proses ini lebih mendalam dari pada imitasi dan sugesti sehingga dapat mempengaruhi proses pembentukan kepribadian seseorang.

Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial:

1.Kontak Sosial,yaitu bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik baik tanpa alat maupun dengan alat.Ada kontak primer(langsung bertemu)ada kontak sekunder(lewat perantara/pihak ketiga)
2.Komunikasi,yaitu proses penyampaian pesan dari pihak komunikator kepada komunikan sehingga terjadi pengertian bersama,setelah itu kedua belah pihak akan saling menanggapi.

Tatanan Sosial
           
Tatanan Sosial

            Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
            Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
            Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu- individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial

Sifat Tatanan Sosial

Dua sifat dalam pengendalian sosial tersebut yaitu :
Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran.
Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.

Tujuan Pengendalian Sosial

            Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yangserasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Dengan adanya perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan.
            Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu- individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial

Institusi Sosial

Pengertian Institusi Sosial

            Dalam kehidupan sehari-hari istilah institution (menurut ilmu sosiologi berartipranata) sering dipadankan dengan istilah institute (terjemahan dalam bahasa indonesia adalah lembaga).Berangkat dari kekeliruan inilah, maka penggunaan istilah-istilah ini dalam Bahasa Indonesia harus dibedakan secara tegas.Institution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus.Sedangkan institute (lembaga) adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya.
            Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial yaitu:
a.Nilai dan norma
b.Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum
c.Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.
            Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata-pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat di dalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.
            Soerjono Soekanto, Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat
            Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi,Semua norma-norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama lembaga kemasyarakatan.
            Herkovits, mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup.
            Hetzler secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara individual paranta sosial itu mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan suatu struktur.
            Kemudian pranata sosial itu dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan dalam kehidupan bersama yang mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan dibentuk oleh kewibawaan masyarakat.
            Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.

Fungsi Institusi Sosial/Pranata Sosial

1.Menjaga keutuhan dalam masyarakat yang bersangkutan
2.Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku/bersikap
3.Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial


Ciri-Ciri Institusi Sosial/Pranata Sosial

1.Merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
2.Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai mencapai tujuan.
3.Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari pranata sosial, yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial.
4.Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis   





1 komentar: