Kamis, 14 April 2011

.Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental


Mental Hygiene atau Ilmu kesehatan mental adalah suatu ilmu pengetahuan yang menekuni masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa manusia.Khususnya bertujuan untuk mencegah timbulnya gangguan-gangguan mental dan gangguan emosi serta bagaimana memajukan kesehatan jiwa rakyat pada umunya.Hygiene dari kata Hugiene yang artinya ilmu tentang kesehatan,sedang mental dari kata latin mens,mentis yang artinya jiwa,nyawa,sukma,roh,semangat.Mental Hygiene sering disebut pula sebagai psiko hygiene.Psyche dari kata yunani psuche artinya nafas,asas kehidupan,jiwa,roh,semangat. Ada orang membedakan antara mental hygiene dan psiko hygiene. Mental Hygiene menitik beratkan kehidupan kerohanian,sedang psiko hygiene menonjolkan kepada manusia sebagai totalitas psiko fisis atau psiko somatis.Dalam makalah ini kami menggunakan kedua kata Mental Hygiene dan Psiko Hygiene dalam pengertian yang sama yaitu sebagai ilmu kesehatan jiwa yang memasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat,dengan memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko fisis yang kompleks
            Seperti halnya pada rasa nyeri,pusing-pusing,sesak nafas dan sakit dilambung yang merupakan pertanda permulaan dari penyakit jasmaniah maka penyakit mental pun ditandai dengan fenomena ketakutan,pahit hati,cemburu,iri hati,dengki,marah,ketegangan dan banyak lagi.Dengan demikian sakit mental itu merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan ketentraman hati.
            Jasmani yang sehat ditandai antara lain oleh ciri-ciri sebagai berikut
Ø      Cukup memiliki Energi
Ø      Memiliki daya tahan
Ø      Memiliki kekuatan untuk bekerja
Ø      Badan senantiasa merasa nyaman dan sehat
            Sedangkan orang yang memiliki mental sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikit
Ø      Mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien
Ø      Memiliki tujaun  hidup
Ø      Selalu tenang batinnya
jadi kesehatan mental itu tidak hanya memanifestasikan diri dengan penampakan tanpa adanya gangguan bati saja,akan tetapi posisi pribadinya juga harmonis dan baik selaras dengan lingkungannya.Dengan demikian orang yang sehat mentalnya itu secara mudah bisa mengadakan penyesuaian diri selalu aktif berpartisipasi.
            Maka Mental Hygiene ialah ilmu yang bertujuan memiliki dan membina jiwa yang sehat.Juga berusaha mencegah timbulnya kepatahan jiwa,mencegah berkembangnya macam-macam penyakit mental dan sebab timbulnya penyakit tersebut,serta mengusahakan penyembuhan dalam stadium permulaan.Dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang preventif guna mencegah timbulnya penyakit mental juga berusaha menyehatkan kembali orang-orang yang tengah terganggu mental dan emosinya.

B.Gerakan Kesehatan Mental

            Sebagaimana Psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia,dan mempunyai usia sejak adanya manusia di dunia ini,maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan sederhana.Sebagai gerakan yang terorganisir Mental Hyigiene boleh dikatakan baru berkembang sejak kurang lebih 90 tahun yang lalu,namun pada hakekatnya ilmu ini dapat dipandang sebagai satu penamaan baru dari ilmu pengetahuan yang menyelidiki masalah kehidupan manusia yang sudah ada sejak beribu tahun yang lalu dan berkembang bersamaan dengan ilmu psikiatri dan psikologi abnormal.Beratus-ratus tahun yang lalu,orang menduga bahwa penyebab dari penyakit mental itu adalah syaitan-syaitan,roh-roh jahat dan dosa-dosa.Oleh karenanya para penderita penyakit mental ini dimasukkan dalam penjara bawah tanah atau diikat dengan rantai besi yang disebabkan oleh anggapan keliru tersebut.Lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah tersebut,salah satu contoh ialah jasa-jasa Dorothea Dix di Amerka yang merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan yang mengusahakan penyembuhan dan pemeliharaan para penderita mental dan orang-orang gila,karena jasa dari Dorothea inilah banyak konsep-konsep dasar bagi aktivitas Mental Hyigiene pada tahun-tahun kemudian.Tokoh lain yang banyak memberikan jasanya pada gerakan Mental Hygiene ialah Clifford Whittingham Beers,karena pengalaman-pengalaman pribadinya yang amat pedih,ia bisa mengerti betapa besar penderitaan orang-orang yang mendapat gangguan mental itu.Akhirnya ia menyelenggarakan metode-metode yang lebih maju dan lebih manusiawi.
            Beers sendiri pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun di beberapa rumah sakit jiwa.Ia sendiri mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam rumah sakit tersebut,ia sering didera dengan pukulan-pukulan dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam,tak jarang pula ia tercekik oleh kesakitan dan ketakutan karena diikat dalam jaket yang sempit serta diikat erat-erat,dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berprikemanusiaan yang dialaminya.Sesudah dirawat selama 2 tahun lamanya,Beers beruntung bisa sembuh.Maka dari pengalaman-pengalaman dan kesengsaraan inilah yang menyebabkan ia memberontak terhadap segala peraturan dan cara-cara pengobatan yang konvensional.Lalu dimulailah reformasi untuk mengadakan perbaikan dengan metode-metode baru yang lebih manusiawi.Usaha-usahanya itu kemudian ditiru dan mendapatkan sambutan hangat disegenap penjuru dunia yaitu usaha untuk menlindungi orang-orang gila dan para penderita mental lainnya.Didalam bukunya yang berjudul ”A Mind that Found It Self”,Beer tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berprikemanusiaan dalam rumah sakit jiwa tersebut,tetapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya.
            Pengalaman-pengalaman pribadinya ini meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada benyak peristiwa dapat disembuhkan,oleh keyakinan ini ia kemudan menyusun satu program nasional yang berisikan:
  1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental
  2. Memberikan informasi agar orang mau bersikap lebih berfikir rasional dan berprikemanusiaan terhadap orang-orang yang menderita penyakit mental
  3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab timbulnya penyakit mental dan menggembangkan therapi penyembuhannya.
  4. Memperbesar usaha-usaha edukatif guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan emosi
            Para psikolog ternaza seperti William James dan Adolf Meyer Sangat terkesan oleh uraian Beers,maka akhirnya Adolf Meyer yang menyarankan agar Mental Higiene dipopulerkan sebagai statu gerakan kemanusiaan yang baru.Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Higiene,lalu pada tahun tahun 1909 berdirilah The Nacional Comité for Mental Higiene dimana Beers sendiri duduk di dalamnya sebahai sekertaris hinga akhir hayatnya pada tahun 1943.
            Dalam tahun-tahun penuh peperangan,terutama akibat perang dunia ke I dan ke II terjadilah perkembangan yang sangat pesat dari gerakan Mental Hygiene ini,disebabkan banyak muculnya korban-korban yang serius dan dikenal sebagai ”war neurosis” dikalangan anggota militer.Hingga orang makin tekun berusaha menemukan metode-metode yang efisien guna mencegah timbulnya gangguan mental dan mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam metode thraphy
            Gerakan Kesehatan mental ini Sangay cepat meluas dan memasuki beberapa bidang lainnya antara lain dibidang pendidikan,kesehatan umum,bidang kedokteran dan pengobatan,industri,kriminologi dan pekerjaan sosial lainnya.Terutama sekali ketika sesudah perang dunia ke II gerakan ini berkembang dengan Sangay pesat di bidang bimbingan kayak-kanak dan remaja,kehidupan keluarga dan pendidikan umum kesehatan mental mendapatkan sambutan yang memuaskan dan memberikan manfaat yang banyak yang tidak hanya meliputi masalah perawatan tetapi juga metode pencegahan dan metode penyembuhan yang lebih modern.Akhirnya kesehatan mental ini juga mempengaruhi bidang psikiatri,psikologi klinis,sosiologi,psikologi anak,psikologi abnormal dan pekerjaan lainnya,karena disiplin-disiplin ilmu ini masing-masing mempunyai saham yang positif dalam memberikan pengertian mengenai masalah kesulitan pribadi manusia dan cara pencegahan serta penyembuhannya
            Pada tahun 1930 untuk pertama kalinya diadakan kongres Kesehatan mental di Washington,dan pada tahun 1946 presiden Amerika Serikat menanda tangani sebuah undang-undang “the Nacional Mental Health Act” yaitu  program jangka panjang guna memajukan kesehatan mental rakyat Amerika.Dalam aktivitas ini tercakup kegiatan penelitian eksperimen,diagnosa dan metode thraphy.Serta dalam program ini terbentuk juga organisasi-organisasi internacional yang ikut menyelenggarakan program kesehatan mental antara lain
  1. WHO atau World Health Organization
  2. UNESCO atau the United Nations Edocational Scientific and Cultural Organization
  3. WFMH atau World Federation for Mental Health
WHO merupakan satu instansi penting yang dapat memberikan informasi-informasi dan penyuluhan-penyuluhan mengenai kesehatan mental kepada segenap anggota dari PBB.
UNESCO merupakan agensi dari PBB untuk menstimulir penukaran masalah informasi kebudayaan antar bangsa,maka didalamnya terdapat satu departemen yang mempelajari masalah sosial yang mempelajari ketegangan-ketegangan internasional dan sebab musabab perang serta praktek-praktek penanggulangan kesehatan mental.Sedangkan WFHM yang didirikan pada tahun 1948 merupakan satu kelompok Nongovern mental Health Agencies.Organisasi ini membantu mengembangkan aktivitas-aktivitas kesehatan mental segenap manusia diseluruh dunia.
            Ditanah Air kita,masalah kesehatan mental merupakan barang baru sehingga pemerintah dan masyarakat umum belum banyak menaruh minat pada bidang ini,hal ini disebabkan oleh situasi keuangan negara yang kecil dan menitik beratkan pada pembangunan dibidang ekonomi dan pertanian,serta pengertian tentang kesehatan mental ini masih sedikit dimengerti oleh kebanyakan orang di Indonesia,namun bukan berarti pemerintah mengabaikan masalah ini sebab masalah kesehatan mental ini juga menjadi suatu proyek dari Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial.
            Mengingat makin pesatnya arus urbanisasi dikota-kota besar,pembangunan di segala bidang dan industri hingga menyebabkan masyarakat makin kompleks,maka tak heranlah jika dikota-kota besar banyak muncul problem sosial yang menjadi penyebab utama bagi macam-macam penyakit mental.Dikarenakan mereka yang berpindah tersebut tidak dapat melakukan penyesuaian diri dengan cepat sehingga mereka mengalami frustasi dan konflik,baik konflik antar manusia mupun konflik pribadi sehingga menderita gangguan mental.
            Ditengah-tengah kehidupan kota yang serba tergesa-gesa ini,orang asyik bersaing dalam perlombaan hidup,maka suasana yang serba kompetitif ini sering diwarnai oleh tingkah laku yang tidak wajar yaitu tingkah laku kriminal,manipulasi atau pun dengan cara hidup yang berbahaya,hal ini menimbulkan ketakutan dan ketegangan bati pada masyarakat lainnya dan ketegangan serta ketakutan ini menumbulkan macam-macam penyakit mental.Lalu dikehidupan di kota-kota besar ini lebih menonjolkan kepentingan-kepentingan diri sendiri dan rasa indivisualisme sehingga kontak sosial jadi begitu longgar,dalam masyarakat yang sedemikian banyak ini para masyarakatnya kurang mendapatkan rasa aman dan orang merasa jauh dan merasa ketakutan,ditambah juga kemajuan ilmu pengetahuan,industrialisasi dan urbanisasi,kehidupan modern ini semakin terurai dalam spesialisasi dan pengokotakan yang tersendiri sehingga masyarakatnya makin tidak bisa terintergrasi.Ditambah pula dengan pengaruh lingkungan dan Media massa seperti Koran,tv,film,majalah yang memberikan hiburan serta memasukkan budaya asing kebudaya kita menyebabkan masyarakat menginginkan hal-hal yang baru tersebut,kebudayaan modern yang cenderung menuntut adanya standard penghasilan yang tinggi dan kemewahan hidup material.Jika ciita-cita dan usaha untuk memnuhi kebutuhan ini taidak tercapai maka akan timbulnya rasa rendah diri terhadap masyarakat lain,situasi ini dengan sendirinya akan dapat menyebabkan timbulnya rasa frustasi,gangguan batin dan macam-macam sakit mental.Ketegangan-ketegangan batin ini mengakibatkan menculnya rasa permusuhan,kemarahan,rasa rendah diri,dan cara hidup yang sombong,maka tidak heranlah kita bahwa dalam kehidupan masyarakat perkotaan ini banyak orang yang menderita gangguan emosional dan sakit mentalnya.
            Gangguan emosional dan penyakit mental banyak pula timbul dalam masa transisi dimana terjadi peralihan budaya.Misalnya dari periode agraris beralih pada fase mekanisasi dan industri,pada saat inilah kebanyakan orang bingung dan ketakutan serta dapat pula menderita gangguan mental Karena ketidak siapan mereka menerima perubahan budaya.Keadaan semacam ini tengah kita alami di tanah air sekarang sehingga dengan demikian ilmu kesehatan mental dapat memberikan andilnya yang positif guna usaha pencegahan timbulnya penyakit jiwa atau penyakit mental dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk memajukan kesehatan mental bagi segenap rakyat diseluruh tanah air.

Emosi bukan hanya Marah


Sekelumit tentang emosi

“Kamu mah emosian sih”.Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah.Emosi sering dikaitkan dengan orang yang pemarah.Pengertian tersebut secara awam dikenali dan dipakai oleh orang banyak.Emosi yang dikaitkan dengan marah,malah terkadang diidentikkan dengan sifat suku misalnya suku sumatera.
Emosi melekat pada setiap orang,namun apakah setiap orang pemarah?Emosi tidak sekedar menunjukkan orang yang pemarah apalagi merujuk kepada streotip untuk suku tertentu.Apabila emosi ditilik dari bahasa inggris kata emosi adalah “emotion”.Emotion merujuk pada sesuatu dan perasaan yang sangat menyenangkan atau saat menggangu.Misalnya ,seseorang merasakan situasi yang menyenagkan ketika bersama pacar,rasa bahagia,saling senyum,dan dunia serasa milik kita berdua.Keadaan itu mungkin dikatakan “emosi cinta”
Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda.emosi memiliki bermacam-macam,antara lain: sedih,takut,jijik,dan terkejut.Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda.Pembahasan emosi banyak dikaji oleh ilmu psikologi.Emosi diteliti berdasarkan beberapa acuan.Emosi dipicu dari pandangan seseorang terhadap suatu kejadian,adanya reaksi fisiologis yang kuat,ekspresi berdasarkan pada mekanisme genetika,merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya,dan membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan.





Emosi berkaitan dengan sikap yang membahas efek membekas dan dirasakan terhadap suatu objek dapat bersifat positif atau negatif.Pernyataan ini menyangkut pengertian emosi yang dirasakan oleh setiap orang.Efek positif mendekatkan pada suatu objek dan efek negatif menjauhkan dari objek(Newcomb,dkk,1981:91)
Emosi yang muncul disertai reaksi fisiologis yang dapat dikenali,misalnya detak jantung meningkat cepat,tangan gemetar,ingin kabur,dan sebagainya.Ekspresi emosional berdasarkan pada mekanisme genetika artinya semua orang memiliki kemiripan dalam mengekspresikan emosi(www.e-psikologi.com)Ekspresi wajah sedih pada orang cina mirip dengan ekspresi pada orang padang.Ekspresi wajah bahagia orang Arab mirip dengan ekspresi orang Jawa.
Emosi tidak sekedar dilihat dari reaksi fisiologis,emosi bisa memunculkan oleh sosiogenetik yaitu motif yang dipelajari oleh orang lain berasal dari lingkungan tempat seseorang berkembang(Gerungan,1996:149)Emosi memberikan informasi dari satu orang ke orang lainnya.Marah dialami merupakan informasi bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti perlakuan yang sudah diterimanya.Emosi dapat muncul tidak disadari dan tanpa diniatkan.Seseorang baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu  dialaminya sendiri.Misalnya bertemu dengan musuhnya tiba-tiba saja marah.emosi hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang,kala seseorang emosi artinya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain.Bentuk penyampaiannya berbeda-beda,bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya.Komunikasi pada emosi memiliki cirri-ciri tertentu:
1.Sikap terjadi bukan dibawa sejak dilahirkan.
2.Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari
3.Siap tidak berdiri sendiri,karena mengandung relasi terhadap suatu objek
4.Sikap merupakan segi-segi motivasi dan perasaan.Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang(Newcomb,Turner,dan Converse,1981:151)   
Penjelasan diatas adalah uraian tentang emosi,lalu apakah yang dimaksud dengan marah? Marah merupakan prilaku normal dan sehat,sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia.Namun ketika marah tidak terkendali dan cenderung menuju arah negative,marah akan menjadi suatu masalah.Seperti bentuk emosi lainnya marah juga diikuti dengan prubahan psikologis dan biologis.Ketika anda marah denyut nadi dan tekanan darah meningkat,begiru juga dengan level hormon,adrenaline,dan noradrenaline.

Emosi dalam Kepribadian

Emosi pada kepribadian merujuk pada sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang.Suatu emosi cenderung diulang-ulang maka emosi itu dianggap sebagai sifat kepribadian,emosi memiliki hubungan yang mempengaruhi pada kepribadian seseorang.orang yang sering marah-marah disebut memiliki sifat pemarah.Orang yang sering mengalami takut akan disebut penakut.Orang yang sering menunjukkan kebanggaan diri akan disebut sombong.
Salah satu pengategorian emosi yang cukup bermanfaat adalah dengan membedakan emosi berdasarkan skenario kognitif yang dimiliki seseorang terhadap emosi yang dialaminya.misalnya dibedakan berdasarkan kejadian-kejadian yang menyebabkan emosi,berdasarkan nilai positif dan negatif,berdasarkan kedekatan makna antara kata-kata emosi dan lainnya.
Sekurangnya terdapat tiga cara dalam membedakan emosi yakni perbedaan yang terlihat dengan adanya kata-kata emosi yang banyak jumlah itu,membedakan berdasarkan kejadian yang menimbulkan emosi dan tanda-tanda munculnya emosi.emosi datang berdasarkan motif.Motif merupakan pengertian yang berkaitan semua penggerak atau dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sendiri.Tingkah laku manusia menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.
Dalam membedakan emosi terdapat 6 kelompok utama yang didasarkan kepada tema-tema umum,masing-masing tema tersebut terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimilikinya

1.Sesuatu yang baik terjadi.
Jika seseorang mengalami sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda,misalnya seseorang mendapatkan undian,mendapatkan kekasih,menggapai impian,diterima kerja,maka akan merasa bahagia,senang,gembira,suka,riang,damai,nyaman,nikmat,lega,dan semacamnya

2.Sesuatu yang buruk terjadi
Seseorang berada dalam situasi yang buruk,misalnya dipecat,dikhianati dan sebagainya yang buruk-buruk.Maka akan mengalmi kesedihan, tertekan, menderita, sakit hati,frustasi, kecewa,merasa ditolak,atau lain semacamnya

3.Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi
Jika seseorang merasa bahwa sesuatu buruk bisa terjadi,misalnya bisa kehilangan orang disayangi,kehilangan penghasilan,dan sebagainya yang buruk-buruk,maka mungkin mengalami cemas,panik,takut,khawatir,gugup,pucat,was-was,waspada atau lainnya.

4.Seseorang tidak ingin hal seperti ini terjadi
Saat seseorang ingin yang terjadi tidak seperti yang dialami,mungkin akan merasa marah,panas hati,murka,terkejut,atau yang lainnya.

5.Berpikir tentang orang lain
Pada saat Anda memikirkan orang lain,mungkin seseorang merasa iri atau cemburu

6.Berpikir tentang diri sendiri
Seseorang mengalami emosi tertentu ketika berpikir tentang diri sendiri.Emosi yang biasanya muncul karena berpikir tentang diri sendiri menimbulkan rasa malu,bingung, merasa bersalah,menyesal,bangga atau yang lainnya.

aliran Psikologi Behaviorisme

behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang meyakini bahwa untuk mengkaji perilaku individu harus dilakukan terhadap setiap aktivitas individu yang dapat diamati, bukan pada peristiwa hipotetis yang terjadi dalam diri individu. Oleh karena itu, penganut aliran behaviorisme menolak keras adanya aspek-aspek kesadaran atau mentalitas dalam individu. Pandangan ini sebetulnya sudah berlangsung lama sejak jaman Yunani Kuno, ketika psikologi masih dianggap bagian dari kajian filsafat. Namun kelahiran behaviorisme sebagai aliran psikologi formal diawali oleh J.B. Watson pada tahun 1913 yang menganggap psikologi sebagai bagian dari ilmu kealaman yang eksperimental dan obyektif, oleh sebab itu psikologi harus menggunakan metode empiris, seperti : observasi, conditioning, testing, dan verbal reports. (1878-1958)
Teori utama dari Watson yaitu konsep stimulus dan respons (S-R) dalam psikologi. Stimulus adalah segala sesuatu obyek yang bersumber dari lingkungan. Sedangkan respon adalah segala aktivitas sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi. Watson tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku dan perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting. Pemikiran Watson menjadi dasar bagi para penganut behaviorisme berikutnya.
Teori-teori yang dikembangkan oleh kelompok behaviorisme terutama banyak dihasilkan melalui berbagai eksperimen terhadap binatang. Berikut ini disajikan beberapa teori penting yang dihasilkan oleh kelompok behaviorisme:
1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
  • Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
  • Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
  • Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  • Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  • Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  • Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  • Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
· Teori Belajar Behaviorisme
Aliran behaviorisme tidak mempercayai adanya bakat dan sifat turun temurun, tetapi pendidikanlah yang menentukan kemampuan seseorang. Semua manusia dilahirkan memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama. Hanya pendidikan yang dapat mempengaruhirefleks sesuai dengan kemampuan.
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
hukum belajar behaviorisme yang berupa operant conditioning menurut B.F Skinner :
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
Teori Pembelajaran Behaviorisme adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa
I. Ivan Pavlov
1. Pengertian Teori Pelaziman Klasik Pavlov;
a. Generalisasi :
Rangsangan yg sama hasilkan tindak balas yg sama. Cth: Ali risau setiap kali diadakan ujian kimia. Ia juga risau dengan ujian biologi kerana dua matapel tersebut ada kaitan dgn yg lain. Oleh itu kerisauan kimia telah digeneralisasikan dgn biologi..
b. Diskriminasi ;
Tindakan individu terhadap suatu rangsangan tertentu shj. Cth Jika Ali ambil ujian Sejarah ia tak risau nak ambil ujian Bahasa Inggeris kerana ia tiada kaiatan dengan yg lain.
c. Penghapusan;
Rangsangan terlazim tidak disertai dgn rangsangan tidak terlazim. Cth Bunyi loceng biasanya rehat, tapi kita larang murid buat demikian, akibatnya bunyi loceng- murid tak kata itu tandanya rehat
2. Kerangka berfikir teori :
Setiap Rangsangan akan menimbulkan gerak balas. (anjing/air liur).
II. John Watson (1878 - 1958)
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.
Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: "Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya".
Teori Pelaziman Klasik Watson;
Bukti emosi manusia boleh dilazimkan dengan pelaziman klasik (Albert dan Tikus Putih) Oleh itu, guru perlu pilih rangsangan yg menyeronokkan utk bina pembelajaran.
III. Edward Lee Thorndike
Teori Pelaziman Operan Thorndike (Cuba Jaya)
a. Hukum kesediaan: Persediaan individu utk belajar dari segi psikomotor, afektif dan kognitif.
b. Hukum Latihan: Latihan diulang2 utk tingkat kemahiran.
c. Hukum Kesan: Kesan yg menyeronokkan akan tingkatkan hubungan rangsangan dan gerak balas.
Kerangka berfikir teori : dengan menganut Cuba Jaya (ganjaran/dendaan)
IV.Burrhus F. Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.
Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya, ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.
Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.
Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.
1. Teori Pelaziman Operan Skinner (Peneguhan)
a. Peneguhan Positif: (pujian, senyuman, hadiah – supaya teruskan kebaikan)
b. Peneguhan negativ (marah, leteran – supaya buat kerja)
c. Dendaan : halang daripada buat semula kesilapan
(i) Dendaan Persembahan: Lari keliling padang, beri kerja tambahan
(ii) Dendaan Penyingkiran: Dilarang menonton tv sebab anak periksa.
d. Prinsip Premack: Kaitkan aktiviti yg tidak diminati dengan yang diminati (Belajar dulu jika anak main bola)
e. Pelupusan: Tiada peneguhan dengan sendirinya lupus.
2. Kerangka berfikir teori :
operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement Teori Pelaziman Operan (ukur ganjaran/dendaan – Merpati).
3. Aplikasi Teori Skinner dalam Bilik Darjah
a. Beri peneguhan positif pd tindakan yg baik.
b. Ganjaran harus sesuai dgn kesukaran pembelajaran.
c. Hati-hati beri peneguhan negatif takut dianggap hukuman.
c. Latihan berulang perlu utk pengukuhan pembelajaran
c. Beri keutamaan pada Latihan yg wujudkan pengukuhan.
V. Edward Tolman:
Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat.
Kerangka berfikir teori : teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif.
VI. Albert Bandura (1925)
Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.
Kekurangan dan kelebihan
Pembelajaran pada siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada asil yang dapat diamati dan diukur sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting dalam penerapan kondisi behavioristik. Pnerapan teori behavioristik juga mengakibatkan terjadinya pross pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yi guru sbg sentral bersikap otoriter komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menntukan apa yang harus murid pelajari. Murih dipandang pasif prlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan dari guru.
Metode ini cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktwek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek dan daya tahan dsb.

pengertian Sosiologi,Sosialisasi,Interaksi Sosial,Tatanan Sosial,Institusi Sosial

Sosiologi

Pengertian Sosiologi

            Kata sosiologi berasal dari bahasa latin dan Yunani,yaitu kata socious yang artinya teman dan logos yang artinya ilmu.Secara luas sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan prilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional
            Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial,yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
            Menurut Prof Bauman,ahli sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociolopgie Begrien Problemen,mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antara manusia(individu dan individu)antara individu dengan kelompok serta sifat dan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
            Menurut Prof Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul setangkai bunga sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat yaitu ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan social.Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok,yaitu kaidah-kaidah sosial,lembaga-lembaga sosial,kelompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial.Proses sosial ialah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama,segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi.
            Menurut Hassan Sadily Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta perubahannya
            Menurut Spenser,seorang ahli sosiologi Inggris dalam bukunya Principle of Society mengemukakan bahwa sosiologi ialah peyelidikan tentang susunan-susunan dalam proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan.Spencer membagi objek sosiologi menjadi dua bagian yaitu
1.Sosial statik yaitu susunan-susunan yang bersifat statik
2.Sosial dinamis yaitu proses-proses yang bersifat dinamis.
            Menurut Saya,sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu dengan individu lain,individu dan masyarakat serta lingkungan.Yang mana antara individu tersebut berusaha saling memahami serta mempunyai tujuan yang sama.

Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi

            Macionis mendefenisikan sosialisasi sebagai suatu proses  panjang yang mana individu-individu mengembangkan potensi manusia mereka dan mempelajari pola-pola budaya. 
            Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita.
            Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Jenis sosialisasi
            Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
Sosialisasi Primer
            Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
            Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.


Sosialisasi Sekunder
            Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Tipe Sosialisasi
            Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai-nilai yang berbeda-beda, contoh, standar apakah anak itu baik atau tidak di sekolah dibandingkan dengan di kelompok sepermainan. Di sekolah anak disebut baik apabila nilai rapornya diatas tujuh atau tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Sementara di kelompok bermain, anak di sebut baik jika solider dengan teman-temannya atau saling membantu. Perbedaan ini menimbulkan tipe-tipe sosialisasi yaitu:
Formal
            Sosialisasi ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwanang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer
Informal

            Sosialisasi ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
            Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap saja mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi, dengan begitu siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak. Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak.
Peran Sosialisasi

1.Sosialisasi merupakan suatu fundasi yang vital dari kemanusiaan kita. Tidak seperti  spesies lainnya yang mana             prilakuknya ditentukan oleh biologinya, manusia membutuhkan pelajaran sosial (social learning) untuk mendapatkan kemampuan untuk survive.
2.Disamping itu, pengalaman sosial menyediakan fundasi keperibadian kita. Kerpibadian merupakan suatu konsep yang mencakup pola-pola yang luas dari kemanusiaan sosial kita (social humanity). Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa keperibadian merupakan suatu sistem yang terorganisir dari pemikiran, perasaan dan prilaku personal. Kepribadian mencakup bagaimana kita berpikir tentang dunia dan diri kita, bagaimana kita merespon emosi-emosi berhadapan dengan situasi-situasi yang berbeda dan orang-orang yang berbeda,dan bagaimana kita bertindak dalam hidup harian kita. Hanya melalui pengembangan kerpibadian orang menjadi sungguh-sungguh manusia dan pada saat yang sama menghayati kebudayaan sebagai anggota suatu masyarakat. Ketiadaan pengalaman sosial meniadakan kemungkinan pengembangan ke pribadian.
3.Pengalaman sosial tidak saja untuk pengembangan keripibadian melainkan juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.


Interaksi Sosial

Pengertian Interaksi

            Interaksi adalah hubungan antara kelompok atau antara individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi.Interaksi adalah syarat utama bagi terwujudnya berbagai aktivitas social dalam kehidupan sosial.
            Menurut Charles P.Loomis,interaksi sosial memiliki empat cirri pokok yaitu. :
1.Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2.Ada kominikasi dua arah antar pelakunya.
3.Ada dimensi waktu(masa lalu,sekarang dan yang akan datang).
4.Ada tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.
            Menurut Kimbal Young,interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial,dengan tidak adanya interaksi tindakanlah mungkin ada kehidupan bersama.Interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis,interaksi sosila akan berlangsung apabila terjadi reaksi pada kedua belah pihak yang berkominukasi.
            Menurut Maryati dan Suryawati Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
            Menurut  Murdiyatmoko dan Handayani Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial

            Interaksi sosial akan terjadi jika didasari oleh empat faktor:
1.Imitas,yaitu meniru perilaku orang lain.Segi positifnya dapat mendorong seseorang unutk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.Segi negatifnya jika yang ditiru hal-hal yang jelek/menyimpang bisa membuat seseorang mengalami hal yang buruk
2.Sugesti,yaitu proses sosial dimana seseorang memberikan sikap atau pandangan mengenai suatu hal kemudian diterima oleh pihak lain tanpa adanya kritikan.
3.Simpati,yaitu proses batin dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain,rasa simpati didorong oleh keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk menjalin kerjasama dengannya.
4.Identifikasi,yaitu keinginan dan kecenderungan untuk menjadi sama dengan pihak lain yang menjadi idolanya.Proses ini lebih mendalam dari pada imitasi dan sugesti sehingga dapat mempengaruhi proses pembentukan kepribadian seseorang.

Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial:

1.Kontak Sosial,yaitu bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik baik tanpa alat maupun dengan alat.Ada kontak primer(langsung bertemu)ada kontak sekunder(lewat perantara/pihak ketiga)
2.Komunikasi,yaitu proses penyampaian pesan dari pihak komunikator kepada komunikan sehingga terjadi pengertian bersama,setelah itu kedua belah pihak akan saling menanggapi.

Tatanan Sosial
           
Tatanan Sosial

            Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
            Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
            Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu- individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial

Sifat Tatanan Sosial

Dua sifat dalam pengendalian sosial tersebut yaitu :
Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran.
Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.

Tujuan Pengendalian Sosial

            Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yangserasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Dengan adanya perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan.
            Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu- individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial

Institusi Sosial

Pengertian Institusi Sosial

            Dalam kehidupan sehari-hari istilah institution (menurut ilmu sosiologi berartipranata) sering dipadankan dengan istilah institute (terjemahan dalam bahasa indonesia adalah lembaga).Berangkat dari kekeliruan inilah, maka penggunaan istilah-istilah ini dalam Bahasa Indonesia harus dibedakan secara tegas.Institution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus.Sedangkan institute (lembaga) adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya.
            Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial yaitu:
a.Nilai dan norma
b.Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum
c.Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.
            Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata-pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat di dalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.
            Soerjono Soekanto, Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat
            Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi,Semua norma-norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama lembaga kemasyarakatan.
            Herkovits, mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup.
            Hetzler secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara individual paranta sosial itu mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan suatu struktur.
            Kemudian pranata sosial itu dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan dalam kehidupan bersama yang mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan dibentuk oleh kewibawaan masyarakat.
            Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.

Fungsi Institusi Sosial/Pranata Sosial

1.Menjaga keutuhan dalam masyarakat yang bersangkutan
2.Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku/bersikap
3.Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial


Ciri-Ciri Institusi Sosial/Pranata Sosial

1.Merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
2.Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai mencapai tujuan.
3.Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari pranata sosial, yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial.
4.Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis   





Psikologi,Teori Motivasi


TEORI MOTIVASI, TEORI DRIVE REINFORCEMENT, TEORI HARAPAN

TEORI MOTIVASI

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :

1. Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.
2. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.
3. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.
4. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan
5. Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.

Berikut ini dikemukakan huraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong dari prilaku manusia.

* Motif Kekuasaan

Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-keunggulan yang dimilikinya.Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat berfifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).


* Motif Berprestasi

Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland).
Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :

1. Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
2. Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yang mempunyai criteria performansi yang spesifik.
3. Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.
4. Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.


· Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.

* Motif Keamanan (Security Motive)

Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.

* Motif Status (Status Motive)

Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :

1. Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.
2. kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.
3. Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
4. Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya. Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
5. Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal akan memperoleh status yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang ada di bawahnya.


Selain dari teori-teori di atas, Teori Motivasi itu juga dapat dirumuskan kembali menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Teori Kepuasan ( Content Theory )
2. Teori Proses ( Process Theory )
3. Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory )







A. Teori Kepuasan ( Content Theory )
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi pada kesimpulannya, seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya. Misalnya mahasiswa A ingin lulus dengan IPK 3,8. Dia akan terdorong untuk lebih giat belajar dibandingkan dengan mahasiswa B yang ingin lulus dengan IP 2,8.
Teori kepuasan (Content Theory) ini banyak dikenal antara lain :

1. Teori Motivasi klasik oleh F.W. Taylor.
2. Maslow’s Need Hierarchy Yheory (A Theory of Human Motivation) oleh A.H. Maslow.
3. Herzberg’s Two Factor Theory oleh Frederick Herzberg.
4. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory oleh Mc.Clelland.
5. Existence, Relatedness and Growth (ERG) Yheory oleh Alderfer.
6. Teori Motivasi Human Relations
7. Teori Motivasi Claude S. George


1. Teori Motivasi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.

2. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial.
Dasar Maslow’s Need Hierarchy Theory :

1. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

Ada beberapa macam kebutuhan, antara lain :

- Physiological Needs
Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seeorang berperilaku dan bekerja giat.

- Safety and Security needs
Safety and Security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

- Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan social.

- Esteem or Status or Egoistic Needs
Esteem or Status or Egoistic Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya, memakai dasi untuk membedakan seorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.

- Self Actuallization
Self Actuallization adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu :
1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang individu.
Dari uraian di atas, Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan kelemahan, sebagai berikut :
Kebaikannya:

1. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
2. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
3. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
4. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.

Kelemahannya :
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.



3. Herzberg’s Two Factors Teory
Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Ada 3 hal penting berdasarkan penelitian Herzberg yang harus diperhatikan dalam motivasi bawahan yaitu :
1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3. Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :

a. Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.

b. Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.

4. Mc. Clelland’s Achievment Motivation Theory
Mc. Clelland’s achievment Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan.
Mc. Clelland mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja seseorang, yaitu :
- Kebutuhan akan Prestasi ( Need for Achievment )
- Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )
- Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power

5. ERG Theory Alderfer
Existence, relatednes, and Growth ( ERG ) Theory ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu :

1. Kebutuhan akan Keberadaan ( Existence Needs ), berhubungan dengankebutuhan dasar termasuk didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
2. Kebutuha akan Afiliasi ( Relatedness Needs ), menekankan akan pentingnya hubungan antar-individu ( interpersonal relationship ) dan bermasyarakat ( social relationship ).
3. Kebutuhan akan Kemajuan ( Growth Needs ), dalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.


6. Teori Motivasi Human Relations
Teori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif pimpinan organisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.

7. Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu :

1. upah yang layak
2. kesempatan untuk maju
3. pengakuan sebagai individu
4. keamanan bekerja
5. tempat kerja yang baik
6. penerimaan oleh kelompok
7. perlakuan yang wajar
8. pengakuan atas prestasi


B. Teori Proses ( Process Theory )
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori Proses ini, dikenal atas :

* Teori Harapan ( Expectancy Theory )

Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
3. Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

* Teori Keadilan (Equaty Theory)

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif..

Teori Drive – Reinforcement

Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong.
Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang mendorong
2. Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3. Pencapaian tujuan yang memadai
4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai

Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Be berapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.



Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.

Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.