KEDATANGAN ISLAM DI NUSANTARA
Proses-proses dan alur historis yang terjadi dalam perjalanan islam di Nusantara dalam hubungannya dengan perkembangan islam di timur tengah,bisa di lacak sejak masa-masa awal kedatangan dan penyebaran islam di nusantara sampai kurun waktu yang demikian panjang.Yaitu sejak terjadinya interaksi kaum muslim timur tengah dengan Nusantara sampai waktu yang tercakup dalam pembahasan ini yakni akhir abad18 kita melihat banyak kontinuitas dalam hubungan antara kaum muslim di kedua wilayah ini.Meski demikian,perlu di catat terdapat pula perubahan-perubahan penting dalam bentuk interaksi yang terjadi pada awalnya hubungan itu lebih berbentuk hubungan ekonomi dan dagang,kemudian di susul hubungan politik-keagamaan,dan selanjutnya diikuti hubungan intelektual keagamaan.
Teori-Teori Tentang keDatangan Islam
A.Teori Pijnappel
Pijnappel seorang ahli dari Universitas Leiden,dia mengaitkan asal-muasal islam di Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malabar.Menurut dia adalah orang-orang arab bermazhab syafi’I yang bermigrasi dan menetap di wilayah India tersebut yang kemudian membawa islam ke Nusantara
Teori ini kemudian di kembangkan,Snouck Hurgronje yang berhujah begitu islam berpijak kokoh di beberapa kota pelabuhan anak benua India,Muslim Deccan banyak di antara meraka tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan timur tengah dengan Nusantara datang ke dunia melayu-indonesia sebagai para penyebar islam pertama.Baru kemudian mereka di susul orang-orang arab kebanyakannya mereka keturunan Nabi Muhammad Saw.kerena menggunakan gelar sayyid atau syarif orang-orang arab muncul di Nusantara sebagai pendeta maupun sebagai pendeta-pengusaha snouck hurgronje tidak secara eksplisit dari wilayah mana di India selatan yang dia pandang sebagai asal islam di Nusantara,tetapi ia menyebutkan abad12 sebagai periode paling mungkin penyebaran islam di Nusantara
B.Teori Moquette
Moquette berkesimpulan bahwa tempat asal islam di Nusantara adalah dari Gujarat.Ia mendasarkan kesimpulan ini setelah mengamati bentuk batu nisan di pasai kawasan utara sumatera.Batu nisan yang pahatannya mirip dengan batu nisan lain yang di temukan di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,jawa timur Jawa Timur ternyata sama bentuknya dengan batu nisan yang terdapat di cambay,Gujarat Berdasarkan contoh-contoh batu nisan ini ia berkesimpulan bahwa batu nisan di Gujarat di hasilkan bukan hanya untuk pasar lokal tetapi juga untuk di impor ke kawasan lain termasuk sumatera dan jawa.Selanjutnya
dengan mengimpor batu nisan dari Gujarat orang-orang Nusantara juga mengambil islam dari sana,
Kesimpulan–kesimpulan mouqette di tentang keras oleh Fatimi yang berargumen bahwa keliru mengaitkan seluruh batu nisan di pasai termasuk juga batu nisan Malik Al-Shalih dengan batu nisan di Gujarat.Menurut penelitiannya bentuk dan gaya batu nisan Malik Al-Shalih berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat dan batu-batu nisan lain yang di temukan di Nusantara.Fatimi berpendapat bentuk dan gaya batu nisan itu justru mirip dengan batu nisan yang terdapat di Bengal
Teori bahwa islam di Nusantara berasal dari Bengal tentu saja bisa di persoalkan lebih lanjut termasuk berkenaan dengan perbedaan mazhab yang di anut kaum muslim Nusantara (Syafi’i) dan mazhab yang di pegang kaum muslim Bengal(Hanafi)
Salah satu sarjana lain yang berpendapat Winstedt,Ia berpendapat tentang penemuan batu nisan yang mirip bentuk dengan gaya Bruas,pusat sebuah kerajaan kuno melayu di perak,semenanjung Malaya.bahwa seluruh batu nisan di Bruas,pasai,dan Gresik di datangkan dari Gujarat,maka islam juga pastilah diimpor dari sana.Ia juga mencatat Sejarah Melayu mengandung beberapa bukti yang membenarkan hal ini antara lain kebiasaan di beberapa wilayah di Nusantara mengimpor batu nisan dari Gujarat.Schrike juga berpendapat teori ini juga menekankan signifikasi peran penting yang di mainkan para pedagang muslim Gujarat
dalam perdagangan di Nusantara dan kemungkinan andil besar mereka dalam penyebaran Islam.
C.Teori Marrison
Ia berargumen meski batu-batu nisan yang di temukan di tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat atau berasal dari Bengal seperti di kemukakan oleh Fatimi itu tidak lantas berarti islam juga di datangkan dari sana.Marrison mematahkan teori ini dengan menunjuk kepada kenyataan bahwa pada islamisasi Samudera-pasai,yang raja pertamanya wafat pada 698\1297,Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu.Barulah setahun kemudian Cambay,Gujarat ditaklukan kekuasaan muslim.jika Gujarat adalah pusat Islam yang dari tempat itu para penyebar islam datang ke Nusantara maka islam pastilah telah mapan dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malik Al-shalih,Marrison selanjutnya mencatat meski laskar muslim menyerang Gujarat beberapa kali masing-masing 415\1024,574\1178 dan 595\1197,raja-raja Hindu disana mampu mempertanahnkan kekuasaannya hingga 698\1297.Mempertimbangkan semua ini Marrison mengemukakan teorinya bahwa islam di Nusantara bukan berasal dari Gujarat,melainkan di bawa para penyebar Muslim di pantai Coromandel pada akhir abad ke-13 Teori yang di kemukakan Marrison mendukung pendapat yang di pegang Arnold.
penulis sebelum Marrison,Arnold berpendapat bahwa islam di bawa ke Nusantara juga dari Coromandel dan Malabar.Ia menyokong teori ini dengan menunjuk kepada persamaan mazhab fiqih di antara kedua wilayah tersebut.Mayoritas muslim di Nusantara adalah pengikut mazhab Syafi’I yang juga cukup dominan di wilayah Coromandel dan Malabar.Menurut Arnold para pedagang dari Coromandel dan Malabar mempunyai peranan penting dalam perdagangan antara lain India dan Nusantara.Pedagang ini mendatangi pelabuhan-pelabuhan dagang dunia Melayu-Indonesia di mana mereka ternyata tidak hanya terlibat dalam perdagangan tapi juga dalam penyebaran islam.
Tetapi penting di catat,menurut Arnold,Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat asal islam di bawa tetapi juga berasal dari Arabia dalam pandangnnya para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijri atau abad ke-7 dan ke-8 masehi.Sebuah fakta yang berasal dari cina menyebutkan bahwa pada akhir abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai sumatera.Sebagian orang-orang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal sehingga membentuk nucleus sebuah komunitas muslim yang terdiri dari orang-orang Arab pendatang dan penduduk lokal,menurut Arnold anggota-anggota komunitas muslim ini juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran islam.
D.Teori Crawfurd
Teori bahwa islam juga dibawa langsung dari Arabia di pegang juga oleh Crawfurd walaupun ia menyarankan bahwa interaksi penduduk Nusantara dengan kaum muslim yang berasal dari pantai timur India juga merupakan faktor penting dalam penyebaran islam di Nusantara.Sementara itu Keizer memandang islam di Nusantara berasal dari Mesir atas dasar pertimbangan kesamaan kepemelukan penduduk muslim di kedua wilayah kepada mazhab Syafi’I.
Teori Arab ini juga di pegang oleh Niemmann dan de Hollander dengan sedikit revisi mereka memandang bukan mesir sebagai sumber islam di Nusantara melainkan Hadhrawart.Sebagian ahli Indonesia setuju dengan teori arab ini.Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 teori kedatangan islam ke Indonesia mereka menyimpulkan,Islam datang langsung dari Arabia,tidak dari India tidak pada abad ke-12 atau ke-13 melainkan dalam abad pertama Hijri atau abad ke-7 masehi.
Diantara pembela tergigih teori Arab atau sebaliknya,penantang terkeras teori India adalah Naguih Al-Attas.Seperti Marrison,Ia juga tidak bisa menerima penemuan epigrafis yang disodorkan Moquette sebagai bukti langsung bahwa islam dibawa dari Gujarat ke Pasai dan Gresik oleh muslim India.
Ia berpendapat batu-batu nisan itu dibawa dari India semata-mata karena jaraknya yang lebih dekat dibandingkan Arabia.Ia memandang,bukti paling penting yang perlu dikaji ketika membahas kedatangan islam ke Nusantara adalah karakteristik internal Islam diDunia melayu-indonesia itu sendiri.Ia mengajukan apa yang disebut teori umum islamisasi Nusantara,yang harus didasarkan terutama pada sejarah literatur islam melayu-indonesia pada abad ke-10-11\16-17
Demikianlah,setelah mempertimbangkan perubahan-perubahan utama dalam pandangan dunia rakyat Nusantara yang disebabkan kedatangan islam,Al-Attas menyimpulkan,sebelum abad ke-17 seluruh literature keagamaan Islam yang relevan tidak mencatat satu pengarang Muslim India atau karya yang berasal dari India.Pengarang-pengarang yang dipandang kebanyakan sarjana barat sebagai berasal dari India atau menghasilkan karya muslim India terbukti berasal dari Arab atau Persia dan bahkan apa yang disebut sebagai berasal dari Persia pada akhirnya berasal dari Arab,baik secara etnis maupun kultural.Nama-nama dan gelar para pembawa pertama Islam ke Nusantara menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang Arab atau Arab-Persia.Terlepas dari masalah yang terdapat pada argument Al-Attas ini,yang jelas ia sangat menekankan bahwa islam di Nusantara berasal langsung dari Arab.Argumennya ini selaras dengan apa yang diceritakan oleh historiografi lokal tentang Islamisasi di dunia mereka.
Meski historiografi lokal ini sering bercampur dengan motis dan legenda, tapi ada baiknya kita mendengarkan cerita ini. Menurut Hikayat Raja-raja Pasai,seorang syaikh Isma’il datang dengan kapal dari makkah via Malabar ke Pasai,dimana ia membuat Merah silau, penguasa setempat,masuk Islam.Merah silau kemudian mengambil gelar Malik Al_Shalih.
Menurut sejarah melayu penguasa malaka oleh juga di islamkan oleh Sayyid Abd Ak-Aziz seorang dari Arab-Jeddah.begitu masuk islam penguasa itu Parameswara mengambil gelar Sultan Muhammad Syah.
Sebuah Historiografi dari Aceh memberikan informasi bahwa nenek moyangnya para sultan Aceh adalah orang Arab bernama Syaikh Jamal Al-Alam,yang dikirim Sultan Ustmani untik mengislamkan penduduk Aceh.sebuah riwayat Aceh lainnya menyatakan bahwa islam di perkenalkan ke kawasan Aceh oleh seseorang Arab bernama Syaikh Abd Allah Arif sekitar 506\1111
Menurut silsilah Raja-raja Muslim dari kesultanan Sulu di Filipina meriwaatkan cerita senada.Menurut silsilah,Islam disebarkan di Wilayah ini pada paruh kedua abad ke-8\14 oleh seorang Arab bernama Syarif Awiliya karim Al-Makhdum yang datang dari malaka pada 782\1380.Silsilah Sulu mengklaim,ia adalah ayah dari Mawlana Malik Ibrahim,salah satu antara Wali Sanga yang dipercayai mengislamkan Pulau Jawa.
Setelah itu datang pula Arab bernama Amin Allah Al-Makhdum,yang juga dikenal dengan gelar Sayyid Al-Niqab Kebanyakan sarjana berkesepakatan bahwa diantara para penyebar pertama islam di jawa adalah Mawlana Malik Ibrahim,ia dilaporkan mengislamkan kebanyakaan wilayah pesisir pantai utara jawa dan bahkan beberapa kali mencoba melaporkan membujuk raja Hindu-Budha Majapahit Vikramavarddhana agar masuk islam,tetapi kelihatannya setelah kedatangan Raden Rahmat putra da’I Arab di Campa,islam memperoleh momentum di istana Majapahit.Ia digambarkan mempunyai peran menentukan dalam islamisasi pulau jawa dan karenanya dipandang sebagai pemimpin wali sanga dengn gelar Sunan Ampel adalah di Ampel ia mendirikan sebuah keilmuan islam.Pada saat keruntuhan Majapahit,terdapat seorang Arab lain Syaikh Nur Al-Din Ibrahim bin Mawlana Izra’il,yang kemudian dengan julukan Sunan Gunug Jati.Ia belakangan memapankan diri di kesultanan Cirebon.seorang Sayyid terkenal lain di Jawa adalah Mawlana Ishaq yang dikirim Sultan Pasai untuk mencoba mengajak penduduk Blambangan Jawa Timur masuk Islam.
E.Teori A.H Jhons
Dengan mempertimbangkan kecilnya kemungkinan bahwa para pedagang memainkan peran terpenting dalam penyebaran Islam.
Ia berpendapat bahwa para sufi pengembara yang terutama melakukan penyiaran islam di Nusantara.Para sufi berhasil mengislamkan jumlah besar penduduk Nusantara setidaknya sejak abad13.Faktor utama keberhasilan konversi adalah kemampuan para sufi menyajikan islam dalam kemasan atraktif,khususnya dengan menekankan kesesuaian dengan islam atau kontinuitas ketimbang perubahan dalam kepercayaan dan praktik keagamaan lokal.Dengan menggunakan tasawuf sebagai sebuah kategori dalam literatur dan sejarah Melayu-Indonesia.
Menurut Jhons banyak sumber lokal mengaitkan pengenalan Islam ke kawasan ini dengan guru-guru pengembara dengan karakteristik sufi yang kental.Karakteristik lebih terperinci mereka ini adalah
Mereka adalah para penyiar islam penggembara yang berkelana di seluruh dunia yang mereka kenal,yang secara sukarela hidup dalam kemiskinan mereka sering berkaitan dengan kelompok-kelompok dagang atau kerajinan tangan,sesuai dengan terakat yang mereka anut,mereka mengajarkan teosofi sinkretik yang kompleks yang umumnya dikenal dengan baik orang-orang Indonesia yang mereka tempatkan ke bawah(ajaran Islam),(atau) yang merupakan pengembangan dari dogma-dogma pokok islam mereka menguasai ilmu magis dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan merka siap memelihara kontinuitas dengan masa silam dan menggunakan istilah-istilah dan unsur-unsur kebudayaan praIslam dalam konteks Islam
Jadi berkat otoritas karismatik dan kekuatan magis mereka sebagian guru sufi mengawini putri-putri bangsawan Nusantara dan karena itu memberikan kepada anak-anak mereka gengsi darah bangsawan dan sekaligus aura keilahian atau karisma keagamaan.
Perkembangan Islam di Indonesia
1.Masa kesultanan
Di kerajaan Banjar perkembangan islam selanjutnya tidak begitu sulit karena rajanya menunjang dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan lainnya yang hasilnya membawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar bersendikan islam.Sekalipun Islam yang masuk ke Banjar dipengaruhi oleh paham tasawuf dan telah tumbuh subur adat istiadat lama yang sifatnya animisme,kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf
Islam di jawa pada masa pertumbuhannya sangat diwarnai oleh kebudayaan jawa.Para Wali terutama Wali Songo sangatlah berjasa dalam Islamisasi di Jawa ini sehingga kerasjaan pertama di jawa yang pertama berdiri di Demak itu jasa meraka
Dikabarkan bahwa Raden Fatah,putra Raja Brawijaya di Majapahit sebelum ia menjadi raja kerajaan Demak,telah mempelajari Islam di pesantren Ampel,lalu ia mendirikan pesantren di Glagah Arum bagian selatan daerah Jepara pada 1475 M,tempat ini kemudian terkenal sebagai Bintara pusat kerajaan Demak.Untuk memacu penyebaran islam,didirikan sebuah organisasi yang bernama Bayangkare Islah(Pengawal usaha perbaikan)dengan program sebagai berikut:
a.Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi beberapa wilayah kerja para wali
b.Guna memadu penyebaran agama islam,hendaklah diusahakan agar agama islam didamaikan satu dengan yang lain
c.Hendaklah dibangun sebuah masjid yang menjadi pusat pendidikan Islam
Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut,tergeraklah petinggi dan penguasa kerajaan untuk memeluk agama islam.Bila penguasa memeluk agama islam serta memasukkan syariat Islam ke daerah kerajaannya rakyat pun akan masuk agama tersebut dan melaksanakan ajrannya.begitu pula kerajaan-kerajaan yang ada dibawah kekuasaannya. Ini seperti yang terjadi pada kerajaan Mataram ketika dipimpin oleh Sultan Agung.Ketika Sultan Agung masuk Islam,kerajaan-kerajaan yang ada dibawah kerajaan Mataram ikut pula masuk Islam seperti kerajaan Cirebon,Priangan dan lain sebagainya.
Lalu Sultan Agung menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah keIslaman,mekipun kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya Begitu pula dikerajaan Banten,setelah orang-orang Banten masuk Islam,mereka giat dalam menjalankan agamanya dan berpegang pada hukum Islam.Ini terbukti pada abad XVII di Banten hanya ada satu macam pengadilan yang berpegang pada ajaran islam yang dipimpin oleh seorang qadhi sebagai hakim tunggal
2.Masa Penjajahan
Di tengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu,datanglah pedagang-pedagang Barat,yaitu Portugis kemudian Spanyol
Disusul Belanda dan Inggris.Berbeda dengan watak kaum pedagang Arab,Persia dan India yang beragama Islam,kaum pedagang Barat yang beragama Kristen itu melakukan dengan menggunakan kekerasan terutama teknologi persenjataan mereka yang lebih unggul dari pada persenjataan kita.Tujuannya adalah menaklukan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalin hubungan dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah,tetapi kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut serta mengeluarkan instruksi kepada para bupati agar urusan-urusan agama
orang Jawa dan Madura untuk diawasi(Ulama-ulama)agar tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan peraturan gubernur jendral
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgroncye yang ditugasi menjadi penasihat urusan pribumi dan Arab. Snouck mempunyai pengalaman dalam penilitian lapangan di negeri Arab,Jawa,dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan Politik Islam yang terdiri atas;
a.bidang agama murni
b.bidang sosial kemasyarakatan
c.politik
Terhadap bidang agama,pemerintah Kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda
Dalam bidang kemasyarakatan,pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum islam,yakni teori reseptie yang maksudnya hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan adat kebiasaan oleh karena itu terjadi kemandekan hukum Islam
Dalam bidang politik,pemerintah melarang keras orang islam membahas hukum islam baik dari Al-quran maupun sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan atau ketatanegaraan.
Adapun dalam bidang pendidikan,pemerintah Hindia Belanda membuat ordonasi guru,yang mengatur tentang kewajiban para guru Islam untuk meminta izin sebelum mereka mengajar,ordonasi ini timbul setelah pemberontakan para petani yang dimotori oleh para haji dan guru-guru agama,ordonasi ini memang sengaja dibuat untuk menghambat dan menghalagi penyebaran Islam di Indonesia,karena pemerintah Hindia Belanda pun ingin menyebarkan agama Kristen
Daftar Isi
-Kedatangan Islam di Indonesia
-Teori-teori tentang kedatangan Islam
-Teori Pijnappel 1
-Teori Moquette 2
-Teori Marrison 4
-Teori Crawfurd 6
-Teori A H.Jhons 9
-Perkembangan Islam di Indonesia
-Masa Kesultanan 11
-Masa Penjajahan 13
-Kesimpulan 15
Daftar Pustaka
Azra azzumardi Jaringan Ulama abad XVII-XVIII
Israr C Sejarah kesenian Islam
I Wayan Badrika Sejarah Nasional Indonesia
Kesimpulan
-Islam di bawa langsung dari Arabia
-Islam diperkenalkan oleh para guru dan penyiar profesional yakni
mereka yang memang khusus bermaksud menyebarkan Islam
-Kebanyakan para penyebar Islam profesional ini datang ke
Nusantara pada abad ke-12 dan ke-13
-Islam pertama kali telah masuk Indonesia pada abad pertama
hiriah(abadke-7\8)
-Bahwa daerah yang pertama kali di datangi oleh Islam ialah
pesisir Utara Sumatera dan setelah terbentuknya masyarakat
Islam,maka raja Islam yang pertama adalah Aceh
-Bahwa penyiar agama islam juga saudagar
-Bahwa dalam proses PengIslaman selanjutnya,orang Indonesia
juga ikut aktif menyebarkannya
-Bahwa penyiaran Islam di Indonesia dilakukan dengan damai
-Bahwa kedatangan Islam ke Indonesia membawa kecerdasan dan
peradaban dalam membentuk pribadi bangsa indonesia
KATA PENGANTAR
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memahami sejarahnya sendiri karena tanpa memahami sejarahnya bangsa tersebut menjadi bangsa yang kerdil sehingga tidak mungkin dapat berkembang maju dan besar.Oleh karena itu pemahaman dan kesadaran sejarah perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Harapan Saya semoga makalah ini dapat memberikan sebuah ilmu pengetahuan yang baru akan sejarah masuknya Islam di Indonesia
Saya menyadari,bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini belumlah sempurna,untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari rekan-rekan dan terutama Dosen pembimbing sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar